Lombok Barat - Kangkung produksi petani di Kabupaten Lombok Barat, Nusa
Tenggara Barat, merambah pasar ekspor karena kualitasnya bagus dan
sesuai dengan keinginan konsumen.
Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perkebunan Kabupaten Lombok
Barat Khaerul Bachtiar di Lombok Barat, Senin, mengatakan beberapa
negara tujuan ekspor kangkung Lombok Barat seperti Singapura, Tiongkok,
dan Brunai Darussalam.
Ekspor sudah dilakukan pengusaha lokal sejak beberapa tahun lalu bekerja sama dengan eksportir luar daerah , katanya.
Selain ketiga negara itu, sambungnya, peluang ekspor kangkung juga
terbuka ke Australia dan Malaysia, karena warga Indonesia, termasuk NTB
banyak berada di negara tersebut, baik untuk kegiatan bisnis,
melanjutkan pendidikan dan menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI).
Selain dukungan pasar, menurut Bachtiar, peluang ekspor juga
terbuka karena sudah ada penerbangan langsung dari Bandara Internasional
Lombok (BIL). Masing-masing dilayani oleh maskapai penerbangan Jetstar
untuk tujuan Australia dan Air Asia yang melayani rute Kuala
Lumpur-Lombok dan sebaliknya.
Kalau sekarang ini belum ada yang melirik peluang ke Australia. Apa
mungkin orang di sana tidak mau makan kangkung atau bagaimana. Tapi
saya yakin ada peluang, ujar Khaerul.
Sebelumnya, lanjut Khaerul, kangkung Lombok Barat pernah diekspor ke Amerika Serikat.
Namun,
sejak beberapa bulan lalu dihentikan karena pengusaha merasa ongkos
pengirimannya terlalu mahal, sehingga harga jual di tingkat konsumen
menjadi cukup tinggi.
Itu alasan pengusahanya yang sering mengirim kangkung lewat bandara di Surabaya, katanya.
Dia menyebutkan, luas lahan tanam kangkung di Kabupaten Lombok Barat, pada 2013 mencapai 300 hektare.
Angka itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya seluas 150 hektare.
Hal
ini membuktikan bahwa petani cukup antusias menanam komoditas tersebut
karena keuntungan yang diperoleh lebih besar dibandingkan menanam padi.
Namun, tentu lahan budi daya yang cocok adalah di lahan irigasi.
Bachtiar menambahkan, lahan budi daya kangkung tersebar di tujuh
dari 10 kecamatan di Kabupaten Lombok Barat, namun sebagian besar berada
di wilayah kecamatan Narmada dan Lingsar karena kedua daerah itu
dilalui aliran kali Jangkok, yang airnya bersumber dari Gunung Rinjani.
Menurut hasil kajian, kangkung yang dibudidayakan di aliran kali
Jangkok, memiliki kualitas super. Oleh sebab itu, tidak heran jika
kangkung Lombok Barat sering dicari oleh tamu dari luar daerah, baik di
saat berada di restoran maupun dijadikan sebagai oleh-oleh.
Ia mengatakan, varietas kangkung yang dibudidayakan petani adalah
varietas Aini dan Nona, yang produksinya bisa mencapai 20 ton per
hektare dalam jangka waktu empat bulan dengan syarat lokasi budi daya
benar-benar memiliki sumber air melimpah.
Selain air, sentuhan teknologi dalam budi daya juga mempengaruhi produksi tanaman kangkung, kata Bachtiar.
Sumber: Antara