"Krisis Gaza itu bukan hanya problem teologis antara Islam-Yahudi atau problem politik antara Islam-Barat, tapi kompleks dengan problem utamanya kemanusiaan," kata Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah di Gedung PWNU Jatim, Sabtu.
Dia mengimbau masyarakat dan khususnya warga NU untuk tidak melihat krisis Gaza dari sudut politik atau teologis, karena hal itu justru akan semakin memperkeruh situasi.
"Kalau kita terjebak dalam perspektif teologis dan politis, maka kita akan terjebak dalam diskriminasi agama dan polemik anti Barat yang tidak akan menyelesaikan masalah, karena itu kita imbau masyarakat, khususnya nahdliyyin, melihat secara 3-D," katanya.
Menurut dia, D yang penting adalah diplomasi politik untuk secepatnya menghentikan serangan Israel karena krisis Gaza sudah memasuki hari keempat dengan sudah menelan korban 100 orang lebih sehingga bila dibiarkan akan semakin banyak korban berjatuhan.
"Untuk itu, PWNU Jatim meminta PBNU untuk melakukan serangkaian langkah diplomasi, baik melalui koordinasi dengan pemerintah maupun melalui sinergi dengan mitra-mitra PBNU di luar negeri, khususnya negara-negara Timur Tengah," katanya.
D berikutnya adalah dana untuk obat-obatan, makanan, dan perbaikan rumah warga Palestina yang rusak akibat serangan tidak berperikemanusiaan Israel.
"Untuk itu, PBNU sudah membuka tiga rekening yakni BNI 0108575648, Bank Mandiri 1230004898977, dan BCA 6340161481 yang semuanya atas nama Lazisnu (Lembaga Amil Zakat, Infak, Shadaqah NU) dan hasilnya untuk obat, makanan, dan perbaikan rumah," katanya.
D terakhir adalah doa. "PWNU Jatim sudah menyerukan kepada warga NU melalui pengurus NU se-Jatim untuk melakukan serangkaian doa, di antaranya qunut nazilah, tahlil, dan shalat ghaib," katanya.
Ia menambahkan PWNU Jatim lebih melihat krisis Gaza sebagai peristiwa kemanusiaan dengan tindakan konkret 3-D, karena korban dari serangan udara Israel itu umumnya warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak.
Sumber: Antara
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone