JAKARTA -- Ketua Umum PB HMI, Arief Rosyid, menyatakan bangsa Indonesia sedang mengalami keringnya keteladanan. Kalau sekedar konsepsi dan teori itu semua orang hebat.
"Bangsa ini sedang membutuhkan figur yang mampu mempertanggungjawabkan apa yang dikatakan dengan perbuatannya, jadi satu kata dan perbuatan," tutur Arief saat diwawancarai Republika, Senin petang (16/6).
Hal ini menjadi sangat prinsip untuk memilih capres-cawapres Indonesia ke depan. Prioritas penting lainnya, para pemilih haryus mempelajari visi-misi dan rekam jejak kedua kandidat.
"Jangan sampai kita menyesal dan merasa bersalah serta merasa dikecewakan dengan calon pemimpin yang kita pilih. Seperti pemimpin yang kita pilih lima atau 10 tahun yang lalu" tegas Arief.
Sebagai organisasi pemuda, HMI juga berharap ada program dari capres-cawapres untuk 'concern' dan fokus dalam masalah kepemudaan.
Pasalnya, HMI sama sekali tidak melihat pemerintah saat ini memiliki 'concern' terhadap 'road map' di bidang kepemudaan.
"Kita tahu masa antara 2025 hingga 2035 itu, Indonesia mengalami tahun keemasan. Ada potensi 70 persen kebangkitan kelas menengah di Indonesia," tutur Arief.
Kalau sekarang Indonesia tidak berhasil atau pemerintah merasa tidak punya beban untuk tahun 2025 - 2035 nanti, maka tahun keemasan itu sekedar mimpi saja.
Jika pemerintah tidak fokus di bidang kepemudaan mulai sekarang, pungkas Arief, jangan harap Indonesia akan mengalami tahun-tahun keemasan di masa mendatang.
Sumber: Republika
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone