Cukup mudah membedakan umat Islam dari umat lainnya di Nepal, dari namanya. Sejak runtuhya era monarki dan beralihnya Nepal menjadi republik pada 2008, Islam sudah diakui sebagai salah satu agama resmi di Nepal.
Namun, sebagai minoritas, mereka diliburkan pada hari raya Hindu dan Buddha. Umat Islam Nepal terus memperjuangkan adanya hari libur nasional bagi hari keagamaan umat Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha.
Tak semua sekolah pemerintah juga menerima pelajar beragama Islam. Anak-anak Muslim di Nepal banyak yang belajar di pesantren atau sekolah agama yang mayoritas dijalankan oleh warga Muslim keturunan India.
Sementara itu, embaga pemerhati pariwisata Muslim yang bermarkas di Singapura, Crescentrating, mencatat setidaknya ada 10 masjid jami yang tersebar di seluruh wilayah Nepal. Di pusat Ibukota Nepal, Kathmandu, wisatawan Muslim dapat melaksanakan shalat di beberapa tempat termasuk Masjid Kashmiri Taquia dan Masjid Jami Kathmandu.
Lokasi keduanya berdekatan dan hanya dipisahkan kompleks peguruan tinggi Tri Chandra. Di Kota Bhardaha, Provinsi Saptari, ada Masjid Jama Bhardaha. Masjid Jame Gorkha terdapat di kota dan provinsi bernama serupa dengan masjid.
Masjid Jame Anjuman Islamiya bisa ditemui di Kota Birganj, Provinsi Pursa. Sebuah masjid juga berdiri di Kota Butwal, Provinsi Rupandehi, Masjid Medina. Di Kota Bharatpur, Provinsi Chitwan, terdapat Masjid Jame Makki. Masjid Jamia Islamia terletak di Kota Biratnagar, Privinsi Morang.
Di Kota Patan, Provinsi Lilatpur, sebuah masjid bernama Jame Masjid Patan selalu terbuka dalam lima waktu shalat. Di Provinsi Siraha, terdapat dua masjid. Masjid Jami dan Madrasah Rampur Birta di Kota Rampur Birta serta Madrasah Mazharul Uloom dan Jama Masjid di Kota Lahan.
Selain shalat lima waktu, semua masjid itu digunakan pula untuk melaksanakan shalat Jum'at. Masjid-masjid itu juga sengaja dibangun di kota-kota utama tujuan wisata di Nepal.
Sumber: Republika
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone