Masjid di Antara Kuil-Kuil

Saat membuka peta Asia Selatan dan melihat Nepal, apa yang banyak  dibayangkan orang-orang nampaknya tak jauh dari kuil-kuil Hindu dan  candi-candi Buddha. Hanya sedikit orang yang tahu Nepal memiliki sedikit  komunitas Muslim.

Lebih dari seperempat wilayah Nepal merupakan dataran tinggi di atas ketinggian 3.000 meter. 10 puncak gunung tertinggi dunia bisa dijumpai di sana, puncak Everest salah satunya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Nepal yang dilansir  www.irinnews.org, populasi Muslim Nepal sekitar 4,2 persen dari total populasi 30 juta jiwa.

Muslim di Nepal menyebar dari Tarai, dataran selatan  yang berbatasan dengan India. Dalam Nepali Times, pada 2004 keberadaan umat Islam di Nepal berawal pada akhir 1400-an di era Raja Ratna Malla. Warga Muslim Nepal saat itu merupakan pedagang dari Kashmir, Afghanistan, dan Irak.

Pada 1524, Raja Malia sengaja menggundang tentara Muslim India dan Aghanistan untuk melatih tentara kerajaan Nepal menggunakan senjata. Raja Malla bahkan mengirim utusan kepada Muslim Kashmir di Lhasa untuk datang ke Kathmandu guna membuka pasar perdagangan ekstil, karpet, syal, dan barang-barang berbahan wool lainnya.

Muslim gelombang pertama yang datang ke Kathmandu ini tak hanya diramaikan kelompok pedagang. Ikut serta bersama mereka para ulama. Tahun itu juga dibangun masjid pertama di Nepal, Kashmiri Taquia yang kini berada di dekat perguruan tinggi ternama Nepal, Tri Chandra.

Melihat sistem pengadilan Dinasti Mughal di Delhi, Raja Malla juga mempekerjakan Muslim India sebagai penasihat hukum kerajaan dan pegawai pengadilan pada eranya. Tak hanya itu, musisi, spesialis parfum dan ornamen juga punya tempat di Nepal.

Sekitar 1700-an, kerajaan-kerajaan kecil di wilayah Nepal berhasil  ditaklukan Raja Prithbi Naraya, kecuali Kerajaan Tarai. Warga Muslim yang berpengetahuan dan pandai bahasa Arab dan Persia dijadikan diplomat oleh Raja Naraya.

Di akhir era kekuasaannya, Raja Naraya mencurigai umat Islam dan  menduga mereka mulai tidak setia kepada raja. Ia lalu mengusir umat  Islam dari Nepal pada 1774. Namun para pedagang Muslim Kashmir bertahan di sana dan berhasil selamat dari upaya penangkapan sang raja.

Pada 1857, perlawanan terdahap Inggris di India, Sepoy Mutiny, pecah. Banyak umat Islam yang pergi ke wilayah Kerajaan Terai di perbatasan untuk menghidari penahanan oleh Inggris. Mereka bekerja sebagai pengarajin kulit dan buruh pertanian. Kerajaan Terai sendiri akhirnya berhasil dikuasai raja Nepal.

Seorang petinggi pengadilan kerajaan Kerajaan Delhi, Bahadur Shah Zafar juga lari ke Kathmandu saat Sepoy Mutiny berlansung. Ia termasuk yang berperan penting dalam renovasi Masjid Jama di Kathmandu. Bahadur Shah Zafar wafat dan dimakamkan di Kathmandu.

Sumber: Republika
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Share this article :
 
 
Support : Online Store | Indahnya Kebersamaan | Information Teknologi
Copyright © 2011. Indonesia Hari Ini - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger