Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyerukan Otoritas Mesir secepatnya membuka kembali gerbang Rafah yang berbatasan dengan Jalur Gaza yang ditutup selama dua hari beturut-turut hingga Sabtu (18/5).
Juru bicara Gerakan Hamas, Dr. Sami Abu Zuhri, menilai penutupan gerbang Rafah adalan tindakan yang tidak beralasan, membahayakan ratusan pasien dan mereka yang memiliki keperluan yang masih terkatung-katung di kedua sisi perlintasan.
"Harus ada terapi masalah internal Mesir yang tidak berdampak terhadap rakyat Palestina," kata Abu Zuhri seperti dikutip Infopalestina.
Pada Jumat lalu, kepolisian Mesir secara tiba-tiba menutup gerbang Rafah setelah terjadi penculikan empat anggota mereka dan tiga calon parjurit tentara Mesir di semenanjung Sinai oleh kelompok bersenjata pada Kamis (16/5). Mereka meminta pembebasan keluarga mereka yang divonis mati di penjara Mesir.
Gerbang Rafah merupakan satu-satunya jalan ke dunia luar bagi Jalur Gaza. Terjadi kemudahan besar bagi aktivitas perjalanan dari dan ke Jalur Gaza sejak revolusi Mesir pada 25 Januari 2011 lalu.
Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional Jalur Gaza, Kamis (16/5), mengumumkan pengetatan prosedur keamanan di perbatasan dengan Mesir setelah terjadinya penculikan tujuh prajurit Mesir di dekat kota al Arish, Mesir.
Kementerian dalam negeri Palestina menyatakan siap bekerjasama dengan pihak keamanan Mesir untuk membantu mengungkap benang kejahatan penculikan prajurit Mesir tersebut dan menangkap para pelakunya.
Sumber: Republikaonline
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone