"Setelah BK mendata setiap orang dari setiap fraksi, siapa pemalas-pemalasnya, ternyata pemalas itu dari pimpinan fraksi. Kalau rapat itu, bolong kursi khusus mereka," ungkap Ansori dalam diskusi Polemik Sindo Radio di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/5/2013).
Dia juga mengungkapkan, selain pimpinan fraksi, para pimpinan partai yang duduk di parlemen juga sering tidak hadir dalam paripurna.
"Sudah kita inteli satu per satu dan itu berhasil. Banyak dari mereka tanda tangan terus pergi lagi. Bahkan, untuk masalah absensi, BK sudah pernah memecat anggota DPR," tegas politikus PKS itu.
Dalam kesempatan ini juga, Ansori memberikan klarifikasi terkait daftar kehadiran anggota DPR.
"Yang diumumkan itu bukan yang bolos, tapi tidak hadir dalam paripurna satu tahun, empat kali masa sidang. Bolos itu artinya tidak izin, sementara tidak hadir itu tergantung dari keterangan," jelasnya.
Ansori menjelaskan, mengumumkan anggota DPR yang sering tidak hadir itu merupakan upaya BK untuk meminimalisasi kosongnya ruang rapat.
"BK sudah bersusah payah agar bagaimana anggota hadir dalam setiap paripurna. Kami sudah melakukan berbagai cara," pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Fraksi Demokrat, Saan Mustofa, mengaku gerah akan pemberitaan tentang anggota DPR yang kerap tidak hadir.
"Tapi gerah dalam arti positif. Anggota DPR itu etalase bagi partai politik. Kalau anggota DPR itu positif, partai juga positif dan sebaliknya. Karena merupakan etalase bagi partai, kita ingin bagaimana partai dinilai baik juga oleh publik," ungkap Saan.
Dia mengaku sempat mempertanyakan mengapa BK tidak menunjukkan hasil finger print agar daftar anggota parlemen yang tidak hadir dalam setiap rapat bisa lebih jelas lagi.
"Padahal kita beli finger print dengan penuh kontroversi. Itu akan ketahuan siapa yang konsisten bolos," ungkapnya.
Sumber: Okezone
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone