Blunder Jokowi Yg Membuat Pamornya Turun

Pamor Jokowi menurun drastis berdasarkan survei 'quick poll' yang dilakukan oleh LSI (Lingkaran Survei Indonesia). Menurut peneliti LSI, Denny JA ada empat blunder yang dilakukan oleh presiden Joko Widodo di awal pemerintahannya yang belum genap 100 hari. Apa sajakah blunder tersebut?

LSI sebelumnya mengadakan survei pada 18-19 November 2014 lalu melalui random sampling terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia. Hasilnya cukup mengejutkan karena kepuasan publik terhadap Jokowi hanya sebesar 44,94 persen.

Tidak hanya itu, para pemilih Jokowi-JK dalam pilpres 2014 lalu ternyata menaruh kekecewaan besar terhadap duet yang dianggap akan mampu mengangkat Indonesia dengan slogan 'Indonesia Hebat' tersebut. Disampaikan oleh Ade Mulyana, yang merupakan peneliti LSI, ada 42,58 persen pemilih Jokowi yang kini tidak puas dengan kinerja sang presiden pilihan.

"Menurunnya kepuasan terhadap kepemimpinan Jokowi pun terjadi pada pemilih Jokowi-JK sendiri di pilpres lalu. Mereka yang mengaku pemilih Jokowi-JK, hanya 48,59 persen yang menyatakan puas dengan kepemimpinan Jokowi, 42,58 persen tidak puas, sisanya tidak menjawab," ungkap Ade seperti dikutip Antara.
Sementara itu, Denny JA melalui akun twitternya memaparkan empat blunder yang dilakukan Joko Widodo di awal pemerintahan. Kesalahan Jokowi itu adalah gagalnya sang presiden memenuhi janji membentuk kabinet ramping. Faktanya jumlah menteri tetap besar.

Blunder kedua adalah janji Jokowi membentuk kabinet non transaksional. Namun menurut Denny JA realisasinya cukup jauh. Karena Kabinet Kerja yang terbentuk adalah kabinet "as usual' (seperti biasa) dengan banyak menteri yang tidak duduk di posisi yang tepat,

Blunder ketiga adalah menaikkan harga BBM pada waktu yang tidak tepat. Menurut Denny JA, "Saat ini harga minyak dunia justru turun. Blunder BBM ini menjauhkan Jokowi dari pendukung tradisionalnya: wong cilik." Peneliti LSI itu juga menyebut ada kecenderungan wong cilik mulai menjauh dari Jokowi.

Blunder keempat adalah penunjukan Jaksa Agung yang berasal dari partai politik. Joko Widodo mengangkat HM Prasetyo yang seorang politisi Partai NasDem untukposisi ini. Diklaim Denny JA, "Penunjukan Jaksa Agung ini dapat menjauhkan Jokowi dari pendukung utamanya: aneka civil society yang sangat perhatian dengan penegakan hukum."


Sumber: Sidomi
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Share this article :
 
 
Support : Online Store | Indahnya Kebersamaan | Information Teknologi
Copyright © 2011. Indonesia Hari Ini - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger