Kota Gaza (ANTARA News) - Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Rabu (26/3), mengecam Pertemuan Puncak Liga Arab --yang diselenggarakan di Kuwait-- dan menyatakan organisasi itu tidak menyerukan diakhirinya blokade yang diberlakukan Israel atas Jalur Gaza.
Hamas yang menguasai Jalur Gaza sejak merebut wilayah tersebut melalui kekerasan pada 2007, menyatakan menyesalkan "pernyataan akhir pertemuan puncak tersebut tidak mendesak diakhirinya pengepungan atas daerah kantung warga Palestina itu".
Pertemuan Puncak Tahunan Liga Arab, yang berlangsung selama dua hari, berakhir pada Rabu dengan pengumuman Deklarasi Kuwait, catatan menyeluruh yang mencakup masalah politik, ekonomi, dan sosial di Dunia Arab.
Pernyataan tersebut menolak untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi dan menyeru kelompok Palestina yang bertikai agar mengakhiri perpecahan dan pertengaran di dalam tubuh mereka, demikian laporan Xinhua.
"Pernyataan akhir itu tidak merujuk kepada penerapan mekanisme yang disetujui oleh berbagai pertemuan tingkat tinggi Arab sebelumnya yang berkaitan dengan diakhirinya blokade yang diberlakukan Israel atas Jalur Gaza dan rakyat kami," kata Hamas.
Israel memberlakukan blokade ketat atas hak warga Jalur Gaza, setelah Hamas merebut kendali atas daerah kantung tersebut pada 2007. Israel meredakan blokadenya dengan melakukan beberapa pengenduran, tapi masih membatasi jenis produk tertentu.
Sumber: Antara
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone