Kasus beredarnya buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk anak SD yang memuat cerita bernuansa pornografi kembali terjadi. Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR pun menyesalkan kejadian tersebut dan menyayangkan kinerja Kemendikbud yang kembali kecolongan dalam kasus ini.
Anggota Komisi X dari Fraksi PKS DPR, Surrahman Hidayat mendesak Kemendikbud untuk menarik buku pelajaran tersebut. Dia juga meminta agar segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses penerbitan buku. "Saya sangat menyesalkan kejadian ini, kenapa kasus seperti ini selalu terjadi berulang-ulang. Ini jelas tidak boleh di diamkan," ujar Surrahman dalam rilisnya, Kamis (11/7).
Menurutnya, Kemendikbud harus segera perbaiki alur penerbitan buku pelajaran dengan ketat. Kemendikbud harus bisa melakukan pengawasan ekstra karena hal ini bisa membahayakan para siswa.
Ketua Dewan Syariah Pusat (DSP) PKS ini berharap Kemendikbud beserta BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) dan Puskurbuk (Pusat Kurikulum Perbukuan) segera berkoordinasi dan melakukan evaluasi cermat dan detail.
"Agar segera diketahui di mana letak kesalahan proses. Sehingga kasus seperti ini selalu terjadi berulang-ulang dan harus ada sanksi yang tegas atas keteledoran semacam itu," ujarnya.
Baru-baru ini beredar di dua sekolah Bogor, SDN Polisi dan SDN Gunung Gede buku Bahasa Indonesia untuk kelas 6 SD yang mengandung kalimat vulgar. Di halaman 57 buku pelajaran tersebut, ada kisah seorang perempuan yang bekerja sebagai seorang PSK di kota akibat masa lalunya yang kelam.
Sumber: Republika
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone