Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan akses pendanaan yang masih sulit dari sektor perbankan membuat para pengusaha terkendala finansial untuk tumbuh dan mengembangkan usaha mereka.
Dia mencontohkan seorang sarjana di Indonesia dengan Indeks Prestasi Kumulatif 4,0 yang jika mau berproduksi harus mencari pinjaman ke bank dengan bunga 15%.
"Sedang mahasiswa lainnya di Malaysia dengan IP 2,9, punya ide yang sama, ke bank bunganya cuma 2%, Bedanya saja sudah 15%, ini baru mulai, belum jalan," kata Gita pada Pelepasan Alumni Magister dan Doktor Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) di Jakarta, Sabtu.
Menurut Gita, masalah pendanaan dari sektor perbankan di negara-negara berkembang selalu dibahas di forum-forum pertemuan internasional seperti G20, APEC dan Organisasi Dagang Dunia (WTO).
"Saya tidak pernah ragu untuk angkat kepentingan nasional kita, begitu juga dengan masalah pendanaan ini," ujarnya.
Menurut Gita, rasio populasi yang mempunyai akses pendanaan hanya 20 persen dari total penduduk Indonesia.
"Ini harus kita capai beberapa tahun ke depan, rasionya yang mendapat pendanaan sampai 50 persen lebih" ujarnya.
Bercermin dari pengalaman Malaysia dan Korea Selatan, kata Gita, para pengusaha difasilitasi untuk berkembang sehingga dapat menghasilkan karya usaha optimal. Bahkan, lanjutnya, beberapa karya dari pengusaha di Korea Selatan merupakan "cerminan" kekuatan teknologi dan ekonomi yang menginspirasi negara-negara lain.
"Produk elektronik ini, siapa tahu pada beberapa tahun ke depan kita dapat mencuci rambut menggunakan sampho dengan merek ini (ekspansi)," ujar Gita merujuk sebuah merek elektronik terkemuka asal Korea Selatan.
Sumber: Antaranews
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone