Menteri Keuangan Brazil Guido Mantega, Jumat, mengecam Amerika Serikat dan Eropa karena mengulur-ulur reformasi yang akan mengurangi peran mereka di Dana Moneter Internasional.
Dalam sebuah pernyataan sebagai perwakilan untuk Dana dari 11 negara anggota, Mantega mengatakan reformasi dominasi Eropa dan AS atas kepemilikan saham dan hak suara di IMF telah berulang kali tertunda, mencegah penyeimbangan yang akan memungkinkan negara-negara berkembang memiliki suara lebih besar, lapor AFP.
"Reformasi IMF mungkin pada titik nadirnya. Waktu yang ditargetkan telah gagal dipenuhi, penundaan dan penundaan telah menjadi rutinitas," kata Mantega.
Dua reformasi -- penyeimbangan kembali dan penggandaan modal 2010 telah disetujui, dan direncanakan, peninjauan kuota umum -- telah macet sejak 2011, katanya.
Program 2010 tidak berjalan karena memerlukan dukungan dari Amerika Serikat, di mana Kongres terus menolak ratifikasi.
Dan peninjauan kuota berikutnya, yang akan selesai pada Januari 2014, juga tertunda karena "resistensi terhadap perubahan pada bagian keterwakilan berlebihan negara-negara Eropa," kata Mantega.
"Dengan kata lain, Amerika tidak mampu dan Eropa tidak bersedia untuk menindaklanjuti reformasi yang disepakati. Pemegang saham utama lembaga adalah perjudian, mungkin tanpa disadari, dengan legitimasi dan kredibilitas IMF."
Penundaan mencegah raksasa negara berkembang seperti China, Rusia, India dan Brazil dari mendapatkan suara lebih besar dalam urusan IMF melalui peningkatan kuota, dasar komposisi kepemilikan saham mereka.
Mantega mengingatkan bahwa reformasi muncul dari krisis 2007-2008 di negara maju dan diselenggarakan oleh kekuatan ekonomi Kelompok 20 (G20) dengan dukungan dari negara-negara berkembang guna meningkatkan sumber daya IMF untuk intervensi dan membantu negara-negara bermasalah.
Sebagian besar dari peningkatan itu telah digunakan dalam dana talangan untuk negara-negara zona euro Irlandia, Yunani, Portugal dan Siprus.
Sumber: Antaranews
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone