Sekitar 11 orang tewas setelah bentrokan baru antara pasukan pemerintah dan milisi di Republik Demokratis Kongo (DRC), kata PBB, Senin.
Juru bicara PBB Eduardo del Buey mengatakan, milisi APCLS kehilangan beberapa anggotanya dan seorang prajurit Angkatan Darat DRC cedera selama bentrokan itu, yang terjadi di daerah Kitchanga, North Kivu.
Keadaan di daerah itu dilaporkan tenang Senin, namun sekitar 1.500 warga sipil masih tetap dalam perlindungan MONUSCO, misi penjaga perdamaian PBB di DRC yang memiliki sebuah pangkalan di Kitchanga.
APCLS adalah kelompok bersenjata etnik mayoritas Hunde yang berada di bawah komando Janvier Buingo Karairi.
Pertempuran terakhir itu berlangsung setelah bentrokan mematikan antara pasukan DRC dan milisi itu pada Februari dan Maret yang menewaskan 80 orang dan membuat ribuan orang mengungsi.
Del Buey mengatakan, PBB masih menunggu pemberitahuan resmi dari Kinshasa mengenai tindakan yang diambil terhadap dua batalyon yang dituduh melakukan sedikitnya 126 pemerkosaan ketika pasukan pemerintah mundur selama serangan oleh pemberontak M23 di kawasan itu pada November lalu.
PBB pekan lalu mengeluarkan batas waktu sepekan bagi pemerintah Kongo untuk menindak pelaku kejahatan itu, selama pertemuan antara kepala pasukan penjaga perdamaian PBB Herve Ladsous dan Menteri Luar Negeri DRC Raymond Tshibanda.
Del Buey mengatakan, batas waktu itu berakhir pada Senin tengah malam.
"Meski sejumlah tindakan yang memadai dikabarkan telah dilakukan oleh pemerintah Kongo, MONUSCO masih menunggu pemberitahuan resmi mengenai tindakan-tindakan ini," kata Del Buey yang dilansir AFP.
PBB telah mengancam akan berhenti bekerja sama dengan pasukan yang dituduh melakukan kejahatan jika mereka yang bertanggung jawab tidak ditindak.
Sumber: Antaranews
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone