Namun anggapan tersebut dibantah oleh dokter spesialis penyakit dalam, dr Tunggul D Situmorang, SP.PD-KGH yang kini menjabat sebagai direktur MRCCC Siloam Hospital. "Tidak benar jika jarang minum penyebab utama sakit ginjal. Karena gangguan pada ginjal itu berbeda-beda penyebabnya," ucap dr Tunggul dalam perbincangan dengan detikHealth seperti ditulis pada Rabu (13/3/2013).
Lantas apa yang menjadi penyebab penyakit ginjal? "Penyebab sakit ginjal itu bermacam-macam. Jika fungsi terhadap kontrol asam basa yang terganggu maka akan menenyebabkan sesak, jika fungsi ginjal terhadap kontrol air yang bermasalah jadi bengkak-bengkak," tutur dr. Tunggul.
Lebih lanjut lagi dr Tunggul menambahkan jika hal ini terjadi pada tulang maka akan mengalami pengeroposan. Lalu jika ada gangguan terhadap fungsi pengaturan darah maka akan terjadi anemia. Namun pada tahap akhir akan tetap mengalami penyakit ginjal kronik.
Menurut dr Tunggul D Situmorang, ada dua faktor yang menyebabkan orang di negara maju mengalami kerusakan atau gagal ginjal yaitu diabetes melitus dan hipertensi. Sementara kondisi ini berbeda pada negara berkembang, yakni glomerulusnefritis sebagai penyebabnya.
"Penyakit gangguan ginjal yang paling banyak dikeluhkan di negara maju adalah diabetes dan hipertensi. Kalau di negara berkembang itu glomerulusnefritis. Tapi di Indonesia yang setengah-setengah ini akhirnya menjadi kompleks, dua-duanya ada di Indonesia. Tetapi yang paling banyak dikeluhkan itu karena diabetes dan hipertensi," jelas dr Tunggul D Situmorang.
Sementara itu menurut dr Parlindungan Siregar, Sp. PD-KGH, penyakit ginjal bisa dikendalikan dengan baik asal bisa diketahui penyebab dari sakit ginjal tersebut.
"Yang harus ditangani itu penyebab sakit ginjalnya. Misal diabetes, ya diabetesnya yang harus kita atasi dulu. Kalau hipertensi ya hipertensinya dinormalkan terlebih dahulu," kata dr Parlin.
Sumber: Detiknews
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone