"Menjadi Pemimpin Penegak Syari’at Islam"
Kepemimpinan atau jabatan apapun merupakan amanat. Jabatan bukanlah untuk mencapai kepentingan pribadi, atau memperkaya diri dan keluarga. Jabatan bukan pula jenis pekerjaan untuk mendatangkan keuntungan bagi pemegangnya. Kepemimpinan apapun akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT kelak.
يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةُ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا
“Wahai Abu Dzar, sesungguhnya kamu itu lemah. Sesungguhnya jabatan itu merupakan suatu amanah (titipan). Jabatan itu nanti pada hari kiamat merupakan suatu kehinaan dan penyesalan kecuali bagi pejabat yang dapat memanfaatkan haknya dan menunaikan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.” (HR. Muslim).
إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الْإِمَارَةِ وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Sesungguhnya kamu sekalian akan ambisi untuk dapat memegang suatu jabatan, tetapi nanti pada hari kiamat jabatan itu merupakan suatu penyesalan.” (HR. Bukhari).
Baca selengkapnya khutbah jum'at edisi. 84 di:
http://ansharusyariah.com/read/khutbah/844/khutbah-jumat-edisi-084-menjadi-pemimpin-penegak-syariat-islam/
بَارَكَ اللهُ فِيْك
"Dengan syariah, Membangun dakwah, Menjalin ukhuwah"