~ Kesedihan Yang Mendalam ~
Kesedihan karena kehilangan kerabat yang tdk beriman namun menjadi pelindung dakwah adalah kesedihan karena tdk mau menerima dakwah sedangkan dia melindungi dakwah. Kesedihan karena kehilangan istri shalihah yang ikhlas adalah kesedihan sebagai wujud kesetiaan kepada istri yang telah memberikan pengorbanan dan dukungannya. Oleh karena itu ketika Abu Thalib meninggal dunia Rasulullah bersabda, "Semoga Allah merahmatimu dan mengampuni dosa-dosamu. Aku akan terus mendoakanmu sampai Allah melarangnya."
Apa yang dilakukan oleh Rasulullah dicontoh oleh para sahabat. Mereka memintakan ampun kepada Allah utk dosa orang2 musyrik yang telah meninggal sampai Allah ta'ala menurunkan ayat, "tdk sepatutnya bagi Nabi dan orang2 yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) utk orang2 musyrik, walaupun orang2 musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang2 musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam." (QS At-Taubah [9]: 113)
Setelah itu Nabi berhenti memintakan ampun utk Abu Thalib. Para sahabat pun ikut berhenti memintakan ampun utk orang2 musyrik yang telah meninggal dunia.
Rasulullah selalu menyebut keutamaan Khadijah radhiallahu 'anha, selalu mengenangnya, dan berbuat baik pada teman2nya selama beliau hidup. Hal itu sampai membuat Aisyah radhiallahu 'anha cemburu kepadanya padahal dia sudah tiada karena seringnya Nabi memuji-mujinya.
Aisyah radhiallahu 'anha berkata, "Aku tdk cemburu kepada salah seorang istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana kepada Khadijah padahal aku tdk melihatnya. Akan tetapi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sering menyebutnya. Kadang2 beliau menyembelih kambing dan memotong2nya lalu dikirimkan ke temah2 Khadijah. Kadang2 aku berkata kepadanya, 'Seolah2 tdk ada wanita lain di dunia ini selain Khadijah!' Maka beliau menjawab, 'Sesungguhnya dia begini & begitu. Dan aku mendapatkan anak darinya.'" (HR Bukhari)
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!