Pilih Hendropriyono, Anak Widji Tukul Menolak Lupa Janji Jokowi

JAKARTA - Jokowi diingatkan untuk menolak lupa terhadap pelangaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan orang-orang tertentu. Karena itu, putri aktivis Widji Thukul, Fitri Nganthi Wani yang juga pendukung Jokowi mengingatkan agar capres idoalnya tersebut bisa menetapi janji semasa kampanye.

Setelah mengkritik kubu Prabowo-Hatta yang disebutnya Prahara, kali ini Fitri menyoroti keputusan Jokowi menunjuk mantan kepala BIN, AM Hendropriyono sebagai penasihan Tim Transisi yang mendapat sorotan para pendukung capres nomor urut 2 tersebut.

Melalui akun Facebook resminya, Fitri mengungkit kematian aktivis Munir sebagaimana nasibnya serupa dengan, Widji Tukul. Ketika itu, Munir meninggal dalam pesawat yang membawanya menuju Amsterdam. Anggota BIN disebut-sebut berada di balik kejadian itu, dan Hendropriyono adalah kepala BIN saat Munir tewas diracun.

Kasus lainnya, menurut KontraS, Hendropriyono disebut-sebut terlibat dalam kasus pembantaian Muslim di Talangsari, Lampung pada 1989. Saat itu, Hendropriyono yang berpangkat Kolonel menjabat sebagai komandan Korem (Danrem) 043 Garuda Hitam Lampung, dan menjadi aktor utama dalam tragedi pembantain tersebut.

Berikut surat terbuka Fitri kepada Jokowi.

Masih ingat ini kan Pak? :')
Bapak sendiri lho yg bilang #JokowiMenolakLupa.
Ketika semua orang bikin avatar "I Stand On The Rights Side", sy lebih suka bikin avatar dengan tulisan "I Am On The Human Right Side And I Stand With Joko Widodo" (https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10203265044325607&set=pb.1194406735.-2207520000.1407694363.&type=3&theater).

Bapak ngerti kan maksud sy? Melawan lupa tidak jauh2 dari melawan luka, pak. Dan itu harus tanpa perkecualian. Bisa dipahami kan pak?

Revolusi mental sebuah negara dimulai dari menghargai nyawa rakyatnya meskipun cuma 1 nyawa, pak. Jika bapak ingat bapak saya, jika bapak memakai puisi bapak saya untuk melawan puisi kubu Prahara, tolong ingat Alm.Munir juga pak. Alm.Munir juga punya jasa besar dalam perkembangan kasus bapak saya.

Dan dia dibunuh! Dibunuh karena memperjuangkan hak asasi manusia, termasuk hak asasi bapak saya. Bapak tau juga kan siapa pembunuhnya? Bapak tau kan bagaimana negara menyepelekan kasusnya?
Hindari budaya perkewuh dan tak berdaya karena pernah dibantu orang pak. Jadilah objektif pak.

Sensitiflah terhadap mereka yg berpotensi punya lidah penjilat dan membahayakan diri bapak. Sy tau bapak masih bisa diandalkan. Sy tau bapak masih bisa kami cintai. Karena bapak hanyalah satu2nya, berbeda dgn yg lain.. :')

Saya harap ini hanya ujian yang mengasah keimanan bapak. Dan semoga ujian ini cepat berlalu karena melihat bapak seperti ini kami turut tersakiti pak.

Di tanganmu ada harapan kami, jangan remukkan itu.
Salam Ingatan.

cc: Ir H Joko Widodo, Joko Widodo, Eko Sulistyo
Saya berdialog dengan Dionisius Utomo Rahardjo, ayah dari Petrus Bima Anugrah, dan Fitri Nganthi Wani, putri sulung Wiji Thukul. Kedua keluarga mereka adalah aktivis yang hilang tahun 1998.

Mereka menolak untuk lupa dan mengharapkan pelanggaran HAM dapat dituntaskan di Indonesia.

#Salam2Jari #JokowiMenolakLupa
Foto: Saya berdialog dengan Dionisius Utomo Rahardjo, ayah dari Petrus Bima Anugrah, dan Fitri Nganthi Wani, putri sulung Wiji Thukul. Kedua keluarga mereka adalah aktivis yang hilang tahun 1998. Mereka menolak untuk lupa dan mengharapkan pelanggaran HAM dapat dituntaskan di Indonesia. #Salam2Jari #JokowiMenolakLupa

Sumber: Republika
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Share this article :
 
 
Support : Online Store | Indahnya Kebersamaan | Information Teknologi
Copyright © 2011. Indonesia Hari Ini - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger