"Harusnya pendukung atau tim sukses itu memberi pendidikan politik kepada rakyak, dan tidak saling lempar isu dan melakukan propaganda kepada rakyat," kata Sekjend Ikapol IISIP Edward Panggabean di Jakarta, Jumat (6/7).
Edward melihat, saat ini para pendukung sudah mulai saling melakukan kampanye negatif terhadap sosok kedua pasangan yang bertarung pada 9 Juli 2014 mendatang, yaitu Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK. Bahkan, paling pelik banyak pengamat politik pun terkesan berpihak kepada salah satu pasangan kandidat.
"Harusnya pengamat itu, melihat sisi humanis para kandidat dengan hal yang positif, jangan ikut mengompori hal-hal negatif selama Pilpres. Ada pengamat diundang diskusi-diskusi kerap berbicara dengan sinis membahas persoalan HAM, kebebasan pers, boneka, simbol-simbol. Itu kan aneh, kok saling memojokkan," ujarnya.
Mantan anggota Himapol dan juga aktivis intra kampus 98 itu mengaku, miris pertarungan Pilpres 2014, rakyat dikomporin dengan isu-isu politik yang tidak mendidik. Apa ini bentuk kegalauan dari pendukung, atau simpatisan bila pasangannya bakal kalah.
"Ingat pilpres bukan melihat menang dan kalah. Tapi bagimana membangun bagsa ini ke depan. Meski saya akui tak salah juga untuk mengingatkan sisi-sisi persoalan dari para sosok kandidat itu agar rakyat mengetahui. Tapi tidak terus menerus digulirkan. Sehingga rakyat dibuat terpecah-pecah," ujarnya.
Karena itu, Ikapol IISIP berharap kepada pendukung, simpatisan bahkan pengamat politik tidak memecah-belah pikiran rakyat. Biarlah rakyat sebagai pemilih menilai siapa sosok pemimpin negeri ini untuk lima tahun mendatang.
"Karena pertarunganni diikuti dua kandidat saja. Jadi kita imbau jangan lah terkesan memojokan pasangan tertentu dengan membuat opini atau isu-isu negatif terus menerus. Tapi ajarkan rakyat untuk berpikir positif," pintanya.
Sumber: Republika
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone