"Siapapun presiden terpilih perlu mencermati fondasi yang telah dibangun oleh pemerintahan SBY sebagai aset positif," kata Dino Patti Djalal melalui siaran pers, Sabtu malam.
Menurut Dino, penting bagi pemerintahan mendatang untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mempertahankan kebijakan pro-rakyat.
Dari kunjungannya ke 30 kota di Indonesia untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat selama tiga bulan terakhir, Dino menemukan, aspirasi inilah yang secara konsisten terus disuarakan oleh masyarakat.
"Masyarakat ingin agar program-program pro-rakyat terus dilanjutkan, dan umumnya mereka khawatir jika dihentikan. Kalaupun ada program yang belum berjalan baik, mereka ingin agar diperbaiki. Saya membaca ini sebagai aspirasi yang tulus," tuturnya.
Program-program pro-rakyat tersebut antara lain, peningkatan kualitas pendidikan, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Bantuan Operasional Sekolah (BOS), beras untuk rakyat miskin (Raskin), Program Keluarga Harapan (PKH).
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP), dan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Menurut Dino, program-program pro-rakyat dalam 10 tahun terakhir mempunyai dampak sangat strategis ke depan, yakni membuat rakyat lebih memiliki daya juang untuk bertahan jika kelak ada guncangan ekonomi.
"Inilah yang terjadi di Brazil. Pemerintahan yang baru mengalami penurunan ekonomi jauh di bawah target empat persen. Namun, mereka sangat terbantu oleh program pro-rakyat dari pemerintahan Presiden Lula Da Silva sebelumnya, sehingga rakyat miskin relatif terlindungi dari peceklik ekonomi yang terjadi," tuturnya.
Mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat ini menegaskan, kata kunci ekonomi Indonesia adalah kesinambungan dan perbaikan.
Menghadapi debat calon presiden peserta konvensi Partai Demokrat putaran terakhir di Jakarta, hari Minggu ini, Dino menyatakan sudah siap.
Menurut Dino, sejak peyelenggaraan konvensi pada 5 September 2013, sudah sembilan kali diselenggarakan debat capres peserta konvensi di sembilan kota di Indonesia, sehingga sudah siap menghadapi debat capres peserta konvensi di Jakarta.
Penyelenggaraan sembilan kali debat capres peserta konvensi, menurut Dino, sudah cukup panjang dan sudah banyak visi, misi, maupun program yang disampaikan para peserta konvensi.
"Saya kira sudah cukup bagi masyarakat untuk menilai gagasan yang diusung oleh masing masing peserta konvensi," tuturnya.
Sumber: Antara
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone