Departemen Pertahanan AS menyatakan telah menyetujui penjualan pesawat tempur siluman F-35 buatan Lockheed Martin Corp atau F-15 Silent Eagle buatan Boeing Co kepada Korea Selatan.
Pengumuman pemenang tender 60 jet tempur baru Korea Selatan ini akan disampaikan antara Juni dan November tahun ini.
Dewan Kerjasama Keamanan Departemen Pertahanan AS (DSCA) yang menjadi auditor penjualan perangkat militer AS ke luar negeri, memberi rekomendasi kepada DPR Jumat pekan lalu mengenai kemungkinan penjualan jet tempur canggih ini ke Korea Selatan menyusul kian panasnya suhu keamanan di Semenanjung Korea.
DSCA mengatakan pesawat-pesawat tempur AS itu akan membantu Selatan dalam menangkal agresi ke wilayah ini. Mereka membantah pemberian lampu hijau ini ada kaitannya dengan pengumuman Pyongyang untuk mengaktifkan reaktor nuklirnya.
F-35, F-15 dan Eurofighter Typhoon bersaing guna memenangkan kontrak 60 pesawat tempur Korea Selatan. Eurofighter Typhoon dibuat bersama oleh EADS, Finmeccanica SpA dan BAE Systems.
Korea Selatan mengalokasikan 7,43 miliar dolar AS pada paruh pertama tahun 2013, sedangkan Pentagon menyebutkan kontrak F-35 akan bernilai total 10,8 miliar dolar AS, termasuk mesin buatan Pratt & Whitney yang adalah anak perusahaan dari United Technologies Corp.
Joe DellaVedova, juru bicara program pengadaan F-35 mengatakan pemberian lampu hijau dari parlemen ini membuat Korea Selatan bisa mempertimbangkan dua tawaran AS itu.
"Evaluasi tiga tawaran (F-35, Silent Eagle and Eurofighter) termasuk pembicaraan harga, tengah berlangsung," kata DellaVedova.
Selama ini Korea Selatan sudah mengoperasikan F-15, namun belum memiliki model terakhir F-15 Silent Eagle yang berteknologi siluman atau bisa mengelabui radar.
Di luar Korea Selatan, Jepang juga telah memesan F-35, demikian pula Australia dan Singapura yang beberapa pekan mendatang akan mengumumkan pemesanan F-35.
Sumber: Antaranews
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone