KH. Hasyim Muzadi: Waspadai Capres Komunis

PAMEKASAN (Arrahmah.com) - Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menyatakan gerakan komunisme di Indonesia perlu diwaspadai karena bisa mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Maka berhati-hatilah mencari pemimpin di negeri ini, jangan sampai disusupi oknum berpaham komunis," katanya saat menjadi pembicara dalam sarasehan bertema "Mewaspadai Gejala Kebangkitan Komunisme di Indonesia" yang digelar STAIN Pamekasan, Selasa.

Menurut Sekretaris International Conference of Islamic Scholars (ICIS) ini, gerakan komunisme di Indonesia saat ini mulai sangat terasa dan hal ini mengancam keutuhan bangsa.

"Saya sangat merasakan itu, akan tetapi saya tidak bisa membuktikan, karena saya bukan intelijen," kata pembicara kunci dalam sarasehan itu.

Saresehan bertema "Mewaspadai Gejala Kebangkitan Komunisme di Indonesia" mulai pukul

09.00 WIB dihadiri pembicara lainnya yaitu Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna, pengurus Wakil Ketua Umum PBNU Dr. H. As'ad Ali dan staf ahli Kapolri Dr Anton Tabah.

Hasyim Muzadi membahas tema tentang "Perkembangan Komunisme Internasional dan Pengaruhnya di Indonesia", sedangkan Wakapolri membahas tentang "Pengaruh Gerakan Komunisme terhadap Kelangsungan NKRI".

As'ad Ali yang juga mantan Wakil Kepala BIN membahas tentang "Pengaruh Gerakan Komunisme di Indonesia terhadap Nahdlatul Ulama" dan Anton Tabah membahas tentang "Realitas Sejarah Gerakan Komunisme di Indonesia".

Sarasehan mewaspadai kebangkitan komunisme di Indonesia ini, sebagai salah satu upaya untuk mengantisipasi upaya masuknya gerakan komunisme di Indonesia, menyusul banyak kejadian yang akhir-akhir ini mengancam keutuhan NKRI.

Seperti seringnya terjadi konflik antaragama, konflik antarumat beragama, serta berbagai jenis kejadian lain yang selama ini dinilai mengganggu keutuhan NKRI.

(bilal/ant/arrahmah.com)
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
Share this article :
 
 
Support : Online Store | Indahnya Kebersamaan | Information Teknologi
Copyright © 2011. Indonesia Hari Ini - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger