Jutaan Rakyat Korut Kekurangan Pangan

Jutaan rakyat Korea Utara (Korut) sangat tergantung pada bantuan pangan dari luar negeri. Nyaris 28 persen dari anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun di negeri komunis ini, mengalami gizi buruk atau kekurangan gizi.

Koordinator PBB di Korut, Desiree Jongsma menuturkan, sekitar dua pertiga dari total 24 juta jiwa populasi Korut dalam kondisi rawan pangan kronis. Kondisi tersebut tergolong memprihatinkan meskipun impor yang dilakukan otoritas Korut cukup membantu mengatasi krisis pangan, sepanjang tahun ini.

"Meskipun situasi kemanusiaan secara keseluruhan (di Korut) telah mengalami peningkatan dalam waktu 12 bulan terakhir, penyebab struktural yang menimbulkan kerawanan masyarakat masih tetap ada," tutur Desiree Jongsma, seperti dilansir AFP, Sabtu (16/3/2013).

Menurut survei gizi nasional yang dilakukan PBB sepanjang tahun 2012 lalu, sekitar 28 persen anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun di Korut, dalam kondisi gizi buruki kronis. Sedangkan sekitar 4 persen diantaranya mengalami kekurangan gizi akut. Anemia dan kurang gizi menjadi salah satu penyebab utama kasus kematian ibu dan anak saat proses kelahiran.

Jongsma menuturkan, layanan kesehatan dan logistik obat-obatan di Korut sangatlah kurang dan tidak memenuhi kebutuhan masyarakat. Kondisinya semakin buruk dengan keberadaan infrastruktur yang kurang memadai, mulai dari sistem air bersih dan sistem pemanas yang perlu diperbaiki. Fasilitas pendidikan di Korut, menurut Jongsma, juga sangat buruk.

Sejumlah badan PBB, lanjut Jongsma, berusaha untuk terus membantu mereka yang paling rentan dan membutuhkan, namun tetap saja mereka kekurangan dana. Kondisi semacam ini membuat badan-badan PBB tersebut kesulitan memenuhi seluruh kebutuhan kemanusiaan masyarakat Korut.

Untuk tahun 2013, total dana yang dibutuhkan mencapai US$ 147 juta atau setara Rp 1,4 triliun. Namun hingga saat ini baru sekitar 27,8 persen saja yang bisa dicapai.

Krisis pangan di Korut dipicu oleh bermasalahnya sistem distribusi pangan oleh otoritas Korut sendiri. Ketika bencana kelaparan besar terjadi pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an, kekurangan pangan yang cukup parah merajalela bahkan terus bertahan di sejumlah wilayah Korut hingga saat ini. Kondisi ini semakin buruk karena bantuan pangan dari PBB maupun AS ditunda akibat tindakan Korut yang mengembangkan program nuklir dan melakukan peluncuran roket.

Sumber: Detiknews
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Share this article :
 
 
Support : Online Store | Indahnya Kebersamaan | Information Teknologi
Copyright © 2011. Indonesia Hari Ini - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger