Mutschke mengatakan seorang terdakwa kasus pengaturan pertandingan telah memberitahukan kepadanya pada suatu pertemuan rahasia, bahwa aktivitas itu lebih disukai banyak geng kriminal dibanding perdagangan obat terlarang.
"Saya bertemu seorang pengatur pertandingan, seorang terdakwa pengatur pertandingan, di sini di Zurich dekat dengan kebun binatang, dan ia mengatakan kepada saya bahwa organisasi kriminal sudah menjauhi perdagangan obat terlarang dan terlibat pada pengaturan pertandingan, karena beresiko kecil dan memberikan keuntungan besar," ucapnya.
"Ia mengatakan di depan wajah saya," tambah Mutschke, yang bekerja untuk polisi federal Jerman selama 33 tahun sebelum bergabung dengan FIFA pada 2012.
"Saya akan berkata bahwa sekitar 50 liga nasional di luar Eropa merupakan target bagi organisasi kriminal pada bursa taruhan," tuturnya kepada para pewarta di markas besar FIFA.
Belakangan ini, pengaturan pertandingan telah menjadi kekhawatiran besar bagi otoritas-otoritas sepak bola, di mana banyak penjudi kriminal membayar para pemain, wasit, atau ofisial untuk memanupulasi pertandingan dan meraup uang banyak dari hasil taruhan.
Mutshcke mengatakan pada beberapa kasus liga nasional dan konfederasi telah disusupi, sehingga para wasit dapat mendongkrak karir mereka jika mau ambil bagian pada proses manipulasi ini.
"Kami telah melihat mereka berupaya mengambil alih keseluruhan klub dan menggunakannya untuk manipulasi pertandingan, kami melihatnya pada beberapa bagian di dunia ini," ucapnya.
"Jika mereka dapat mengambil alih klub, mereka membayar gaji para pemain namun mereka juga mentransfer pemain-pemain ke klub lain."
"Kami juga melihat infiltrasi di level asosiasi, dan pada level konfederasi."
"Saya tahu bahwa para wasit terpancing oleh para pengatur (pertandingan) yang menjanjikan mendongkrak karir mereka ketika mereka terlibat pada manipulasi pertandingan, karena para pengatur (pertandingan) ini memiliki kontak-kontak yang bagus di federasi."
Mutschke menekankan bahwa semua negara rentan dengan praktek ini, bukan hanya negara-negara yang memiliki reputasi korupsi. Salah satu kasus terbesar, yang membuat seorang warga negara Singapura Wilson Raj Perumal dihukum penjara dua tahun akibat mengatur pertandingan, justru terjadi di Finlandia.
"Selalu terdapat pertanyaan mengenai daerah mana yang paling rentan di dunia," kata Mutschke.
"Jawaban saya tidak ada. Perumal pergi ke Finlandia dan mengatur pertandingan-pertandingan di sana dan berusaha menginfiltrasi klub di sana. Finlandia berada di peringkat kedua pada indeks transparansi, maka ini bukan masalah korupsi."
Sumber: Antaranews
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone