Pengadaan mobil itu antara lain untuk menteri/pejabat setingkat menteri, mantan presiden dan wapres.
Namun, proses pelelangannya masih menyisakan cerita. Terutama, dari sisi keterlibatan perusahaan yang mengikuti proses pelelangan dengan pagu anggaran Rp 104,4 miliar tersebut.
Berdasarkan berita acara pembukaan dokumen penawaran yang diunduh dari laman resmi Sekretariat Negara, terdapat 18 perusahaan yang mendaftar.
Tercatat hanya empat perusahaan dengan core business otomotif. Yaitu PT Mercedes-Benz Indonesia, PT Indomobil Trada Nasional (Nissan), PT Wangsa Indra Permana (Audi) dan PT Tunas Mobilindo Parama (BMW). Sedangkan, 14 perusahaan lainnya memiliki core business yang beranekaragam.
Antara lain, cotPT Lambok Ulina, yaitu perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi infrastruktur seperti jalan, jembatan dan pelabuhan. Kemudian PT Risnisia Mitra Usaha, perusahaan disain, floor display and display rack untuk produk consumer goods.
Lalu PT Rezeki D-Ichi Sukses (perusahaan software), CV Bayu Mandiri (perusahaan cetak offset dan digital print) dan PT Andesmont Sakti (perusahaan kontraktor umum).
Republika mencoba meminta penjelasan kepada Sekretariat Negara perihal pelelangan umum pekerjaan pengadaan mobil tersebut. Seorang staf di Biro Umum Setneg, terutama bagian kendaraan, meminta agar Republika menghadap bagian hubungan masyarakat.
Namun ketika disambangi, Kepala Bagian Humas Joni, tidak ada di tempat karena sedang bertugas keluar kota.
Republika juga mencoba mengonfirmasi kepada Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara yaitu Taufik Sukasah. Tetapi, hingga berita ini dibuat, Taufik belum berhasil ditemui untuk dikonfirmasi secara langsung maupun melalui telepon selulernya.
Sumber: Republika
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone