Berdasarkan panatauan, Sabtu malam, ratusan truk ekspedisi yang mengakut kebutuhan bahan pokok mengurai hingga satu kilometer memadati jalan raya Cikuasa Atas Kota Cilegon.
Antrean truk itu terjadi sejak sore hingga malam ini belum terurai akibat volume kendaraan tinggi menjelang satu hari bulan Ramadhan.
Selain itu juga cuaca buruk di Perairan Selat Sunda dengan ketinggian gelombang mencapai 2,5 meter dan kecepatan angin di atas 15 knot atau 30 kilometer per jam.
"Kami terus bekerja keras untuk mengatasi antrean truk ekspedisi itu agar bisa disebrrangkan ke Pelabuhan Bakauheni," kata Manajer PT ASDP Indonesia Fery Cabang Merak Nana Sutisna, Sabtu.
Ia mengatakan, sebetulnya Pelabuhan Merak pagi hari kondisinya sepi dari truk ekspedisi maupun kendaraan peibadi.
Namun, pada sore hari terjadi peningkatan angkutan truk dan mobil pribadi hingga terjadi kemacetan di Dermaga sampai keluar Pelabuhan Merak.
Kemacetan truk tersebut diperkiarakan mencapai satu kilometer hingga ke jalan raya Cikuasa Atas Kota Cilegon.
"Kami berharap dinihari nanti kondisi Pelabuhan Merak kembali sepi dengan adanya penambahan kapal ferry yang beroperasi sebanyak 27 unit," katanya menjelaskan.
Sementara itu, sejumlah sopir truk di Pelabuhan Merak mengaku bahwa mereka mengeluhkan terjadi antrean kendaraan hingga menyebabkan kerugian.
Semestinya, para sopir truk itu bisa diseberangkan dengan waktu dua jam, namun hingga kini mencapai lima jam belum naik ke atas kapal ferry.
"Kami minta PT ASDP sebagai pengelola penyeberangan dapat mengatasi antrean truk itu," kata Bahir, seorang sopir yang hendak menuju Lampung Timur.
Sumber: Antara
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone